Rumput tetangga lebih hijau adalah peribahasa yang sering kita dengar. Peribahasa itu kurang lebihnya berarti bahwa orang lain memiliki keindahan, kenikmatan, kehidupan atau kebaikan yang melebihi dari pada diri kita. Entah siapa penciptanya dan kapan peribahasa itu tersosialisasikan gratis tanpa biaya iklan, yang jelas penciptanya pasti seorang pengamat rasa hati dan perilaku manusia. Dan bukan tanpa dasar sang penciptanya merangkai kata menjadi sebuah kalimat peribahasa yang harus kita akui bahwa itu benar adanya. Setiap orang diyakini pernah mengalami rasa hati yang demikian.
Bagi seseorang yang beraura positif, dampak dari merasakan rumput tetangga kelihatan lebih hijau akan memacu dirinya untuk menjadi lebih dari yang dirasakannya tanpa melukai hati dan perasaan orang yang dianggap lebih hijau dari dirinya. Jika harta yang dianggap lebih hijau dari dirinya, maka dia akan memacu dirinya agar dapat memiliki harta yang melebihinya.
Bagi seseorang yang beraura negatif, dampak dari merasakan rumput tetangga lebih hijau akan menjadi sangat parah karena yang ditimbukan adalah rasa kecemburuan, iri dan dengki serta rombongan rasa hati yang negatif dan tidak baik. Tidak baik bagi diri sendiri dan tentu saja mengorbankan orang yang dianggap lebih hijau dari dirinya. Lebih hijaunya rumput tetangga memicu dirinya melakukan hal-hal di luar akal sehat dengan berbagai cara baik cara yang halus, licik maupun sangat keji. Tujuannya hanya satu agar rumput tetangga tidak lebih hijau dari rumput rumahnya.
Seringkali kita tidak menyadari bahwa lebih hijaunya rumput tetangga bukanlah kita yang menilai. Rumput, meski selalu terinjak-injak tetapi memberikan banyak kenyamanan, dan warna hijau yang secara psikologis menggambarkan warna alam, keamanan, keberuntungan, dan kecemburuan (menimbulkan kecemburuan) serta simbol kesuburan, memberikan banyak kedamaian.
Bagi kelompok, perkumpulan, komunitas maupun organisasi mudah-mudahan lebih hijaunya rumput tetangga menjadi pemacu agar menjadi lebih baik dari yang lain dengan cara lebih terhormat dan bukan menjadi pemicu melakukan cara yang justru merendahkan perkumpulan/organisasinya yang akhirnya membuat luka dan sakit hati dan dapat menimbulkan perseteruan, memecah belah pertemanan, persahabatan dan persatuan. Dan lebih baik kita memelihara rumput di halaman rumah kita agar tetap lebih subur, lebih rapi dan tentunya lebih kelihatan indah dan hijau.
Salam RAPI 51-55